SELAMAT BERGABUNG DI BLOG SAYA

ARTIKEL

Agama dalam Perspektif Budaya di Yogyakarta 

Pluralisme bukan hal yang asing lagi bagi negara besar seperti Indonesia. Keadaan tersebut seringkali menimbulkan isu negatif yang pada realitanya dapat merusak keutuhan bangsa dan negara. Berbagai bentuk pengrusakan tersebut selalu berjalan secara tidak langsung bahkan terkadang tidak banyak yang menyadari bahwa sebenarnya selalu ada motif dibalik itu. Peran pemerintah sangat diperlukan dalam menghadapi berbagai ancaman yang terjadi. 

                       Tentunya kita berharap bahwa konflik yang sempat terjadi di Poso pada tahun 1998 tidak akan terulang kembali dan juga tidak akan berjangkit pada daerah lain. Namun implementasinya selalu bergantung pada apa yang dilakukan pemerintah dan bagaimana warga negara menerapkannya. Dalam hal ini agama selalu disinggung sebagai pelaku utama dalam setiap ketegangan yang terjadi. Agama selalu disangkutkan dalam setiap permasalahan yang mengandung unsur kebudayaan. Meskipun sebenarnya agama dapat tetap berjalan secara harmonis dengan budaya setempat. Secara kasat mata kita beranggapan bahwa agama tentu saja berbeda dengan budaya. Namun apabila kita pahami lebih dalam maka akan ditemukan beberapa hal yang menyebabkan keduanya sangat berhubungan. Misalnya, keduanya baik agama maupun budaya adalah sistem nilai dan sistem simbol dan keduanya mudah sekali terancam setiap kali ada perubahan dalam tatanan masyarakat. Durkheim, "agama adalah suatu sistem kepercayaan dan praktek yang telah dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang suci berupa kepercayaan dan prakte-praktek yang bersatu menjadi suatu komunitas moral yang tunggal." 
                     Dari pengertian tersebut terkandung dua unsur penting, yakni “sifat suci” dan “praktek-praktek ritual” dari agama. Dalam hal ini Durkheim telah menempatkan agama sebagai suatu alat penghubung dengan masyarakat. Dan apabila telah disinggung mengenai masyarakat, maka tentu saja ada kata budaya dibalik itu. Berikut ini adalah pengertian kebudayaan, Koentjaraningrat (1980), "merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar." Sehingga tidak diragukan lagi bahwa agama sangat berhubungan dengan budaya. Bagaimanakah implementasi dari hubungan antara agama dan budaya? Dapat kita lihat dikota Yogyakarta. Sebagai kota pelajar sekaligus kota budaya tentu saja banyak hal yang terekam disini. Berbagai latar belakang masyarakat berkumpul di Yogyakarta. Baik dari segi agama dan kebudayaan tentu saja sangat beragam. Dapat kita lihat beberapa tempat ibadah dari berbagai agama ada dikota ini. Baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, maupun keyakinan lainnya dapat hidup berdampingan. 
                      Dapat kita lihat pula bagaimana akulturasi agama dan budaya tercermin dari salah satu situs budayanya, yaitu di Candi Prambanan. Sebagai sebuah candi Hindu ternyata Candi Prambanan dapat berdiri bersama Candi Sewu yang merupakan candi dengan identitas Agama Budha. Hal ini semakin menekankan bahwa solidaritas antar agama dan budaya telah ada sejak zaman kerajaan berlangsung. Selain itu di Yogyakarta juga terdapat komunitas-komunitas daerah dengan membawa adat dan budaya masing-masing, misalnya komunitas Propinsi Lampung, Propinsi Papua, dan sebagainya. Namun sampai saat ini hampir belum pernah ditemukan adanya perselisihan dengan alasan apapun. Hal ini dikarenakan masyarakat Yogyakarta telah tumbuh dan berkembang sebagai masyarakat yang sangat terbuka dengan perbedaan apapun. Mereka dapat menerima perbedaan tersebut sebagai bentuk kekayaan nusantara yang wajib dijaga kelestariannya. Pada kenyataannya agama tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan. Karena agama dapat tersampaikan pada manusia atas dasar kebudayaan. 
                                Di Yogyakarta dapat kita lihat bagaimana budaya lokalnya sangat dipengaruhi oleh beberapa unsur agama. Upacara sekaten misalnya, merupakan upacara untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain itu juga kita kenal adanya upacara labuhan yang merupakan wujud penghormatan kepada dewa laut yang dibarengi juga dengan mitos masyarakat sekitar laut selatan. Dari kedua contoh tersebut jelas tergambar bahwa agama merupakan bagian dari kebudayaan. Sekaten dengan ritual keislamannya dan labuhan dengan ritual animisme dan dinamismenya. Namun yang harus digarisbawahi dari hal tersebut adalah bahwa upacara-upacara tersebut tidak hanya mengikutsertakan umat agama yang bersangkutan melainkan juga dilaksanakan oleh umat lainnya. Sebab upacara tersebut telah menjadi milik masyarakat Yogyakarta termasuk para pendatang dari luar kota yang telah bermukim di Yogyakarta. 

                              Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai salah satu kebudayaan yang selalu dilestarikan. Disinilah letak keindahan Yogyakarta, ditengah keberagaman yang ada ternyata tetap dapat menjaga kesatuan dan membina hubungan yang aman dan damai. Pada prinsipnya, agama tidak dapat merubah suatu budaya setempat. Namun agama dapat menjadi salah satu unsur dari budaya yang berlangsung. Sikap fanatik dan individualitas pada agama tertentu tidak dibutuhkan untuk menciptakan masyarakat yang sadar akan budaya. Agama harus bisa menyesuaikan diri atas kebudayaan yang telah hadir sebelumnya, sebab agama dan budaya adalah dua hal yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi (Kuntowijoyo:1991). Agama harus bisa menerima perkembangan kebudayaan yang pasti akan terjadi, sebab kebudayaan tidak bersifat statis. Namun agama bisa menjadi filter akan kebudayaan yang berkembang agar tidak terlampau jauh mengikuti budaya asing yang sangat mungkin dapat merusak kebudayaan kita. Peran serta pemerintah, para tokoh agama, para ketua adat sangat berpengaruh demi terciptanya keharmonisan ditengah masyarakat yang beragam ini. Sehingga Bhineka Tunggal Ika tetap menjadi pedoman hidup kita sebagai warga negara Indonesia.






BEDHAYA SEMANG

Komposisi tari putri klasik gaya Yogyakarta yang dianggap sebagai pusaka dibawakan oleh sembilan penari puteri dan bertemakan cerita legenda, babad atau sejarah.Misalnya :-          Bedhaya semang, yang merupakan pusaka Mataram, menggambarkan pertemuan leluhur antara Panembahan Senopati dan Ratu Kidul.-          Bedhaya Bedah Madiun yang menggambarkan peperangan Mataram dengan Madiun.      Tari Bedhaya disebut Bedhaya sanga karena penarinya berjumlah sanga atau sembilan, sebuah komposisi tari kelompok puteri yang ditarikan oleh sembilan penari wanita.                                     Tari bedhaya ini termasuk tarian putri yang halus, luhur, serta adiluhung, indah dan ritual. Melalui tari bedhaya para putri sultan dilatih dan ditanamkan pendidikan tentang etika, estitika dan kehalusan budi pekerti oleh sultan sebagai bekal hidup di lingkungan istana. Menurut Babad Nitik, Bedhaya adalah gubahan Kanjeng Ratu Kidul.      Pada masa Sultan Hamengku Buwana I beliau membangun tari bedhaya tersebut sebagai tarian ritual istana. Disebut ritual karena ada persyaratan-persyaratan tertentu di dalam penyelenggaraannya. Misal : penari harus suci (tidak sedang menstruasi), sebelum pertunjukan harus berpuasa, tempatnya suci di Bangsal Kencana, ada sesaji, waktunya tertentu, ada pemimpin, dan lain-lain.      
              Secara umum Beksan Bedhaya ditarikan oleh sembilan orang remaja putri yang disusun sesuai dengan keadaan badan manusia. Dengan sifatnya yang sakral, artibedhaya lazim mengambil makna filosofis, sosio religi, etis dan moral, serta ajaran hidup yang dipandang aktual. Dalam suatu masa tertentu segi-segi tersebut tampaknya secara turun temurun telah menjadi konsep baku yang mendasari konsep estetis dan konsep koreografis tari bedhaya.Semang, Bedhaya.      
                 Salah satu tari putri klasik di Istana Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I dan dianggap sebagai pusaka. Hal ini dapat dibuktikan pada saat awal pertunjukannya para penari keluar dari Bangsal Prabayeksa, yaitu tempat untuk menyimpan pusaka-pusaka Kraton menuju Bangsal Kencono. Tari Bedhaya Semang yang sangat disakralkan oleh Kraton merupakan reaktualisasi hubungan mistis antara keturunan Panembahan Senopati sebagai Raja Mataram Islam dengan penguasa Laut Selatan atau Ratu Laut Selatan, yaitu Kanjeng Ratu Kidul. Menurut Babad NitikBedhaya adalah gubahan Kanjeng Ratu Kidul, sedangkan nama semang (Bedhaya semang) diberikan oleh Sultan Agung. Tari bedhaya semang tersebut dipagelarkan untuk kepentingan ritual istana, seperti peristiwajumenengan. Berdasarkan tradisi yang telah ada, jumlah penari bedhaya terdiri dari sembilan orang. 
          Penari Bedhaya tersebut mendapatkan status sebgai pegawai Kraton dengan sebutan abdi dalem Bedhaya (Lihat abdi dalem bedhaya). Jumlah penari sembilan orang dipahami sebagai lambang arah mata angin, arah kedudukan bintang-bintang (planet-planet) dalam kehidupan alam semesta, dan lambang lubang hawa sebagai kelengkapan jasmaniah manusia (babadan hawa sanga, Jawa), yakni dua lubang hidung, dua lubang mata, dua lubang telinga, satu lubang kemaluan. Satu lubang mulut dan satu lubang dubur. Penari Bedhaya semang yang berjumlah sembilan orang terdiri dari : batak, endhel, jangga (gulu), apit ngajeng, apet wingking, dhadha, endhel wedalam ngajeng, endhel wedalan wingking dan buntil.      
            Para penari Bedhaya semang memakai busana yang sama. Hal itu merupakan simbolisasi bahwa setiap manusia terlahir dalam keadaan dan wujud yang sama. Namun demikian tata busana yang dipakai para penari mengalami perubahan sesuai dengan kehendak sultan yang sedang memerintah.  Busana yang dikenakan para penaribedhaya semang pada masa Sultan Hamengku Buwono I tidak diketahui bagaimana bentuknya karena tidak diketemukan gambar atau dukumen lainnya. Baru pada masa kekuasaan Sultan Hamengku Buwono V diperoleh gambaran secara rinci. Busana dan tata rias Tari Bedhaya semang mirip dengan busana dan rias mempelai istana. Busana tari Bedhaya semang mirip dengan hyusana dan rias mempelai istana. Busana Tari Bedhaya semang pada masa Sultan Hamengku Buwana VI adalah sebagai berikut : mekak (kemben, kain penutup badan atau dada), kain batik motif paranmg rusak sereden, udher cindhe, slepe dan keris sebagai lambang keprabon , hiasan kepala :rambut gelung bokor pakai klewer bunga melati, dikerik dipaes layaknya pengantin, cundhuk mentul, kelat bahu dan gelang yang kesemuanya menyerupaui pengantin istana.       
            Pada masa pemerintahan Sultan Hamenku Buwana VII secara garis besar, busana yang dikenakan para penari Bedhaya semang masih sama dengan sebelumnya ( Sultan Hamengku Buwana VI) yaitu menggunakan baju tanpa lengan yang diberi gombyok, kain seredan, udhet cindhe, irambut digelung bokor dengan klewer di balut dengan bunga melati, cunduk mentul, dipaes juga seperti halnya pengantin, memakai gelang, slepe dan keris. Pada masa Sultan Hamengku Buwana VIII pakaian penariBedhaya semang sudah agak berbeda, tidak kerikan, tetapi menggunakan hiasan kepala jamang dan bulu-bulu, gelung bokor, ron kalung sung-sun, kelat bahu, gelang, baju tanpa lengan seperti pada masa Hamengku Buwana VII, kain seredan motif prang rusak, udhet cindhe. Pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwana IX dan X yang dikenakan penari sama dengan yang digunakan pada masa  Sultan Hamengku Buwana VIII. 
        Properti yang digunakan pada Tari Bedhaya Semangi dalam adegan peperangan dipergunakan senjata, yaitu : keris.      Komposisi tari Bedhaya yang berjumlah sembilan  juga diasosiasikan dengan struktur tubuh manusia yang terdiri dari  satu hati, satu kepala, satu leher, dua lengan, satu dada, dua tungkai, dan satu organ seks. Susunan penari tari dalam Bedhaya semang sebagai berikut : 
  Keterangan :
1.      Endhel
2.      Batak
3.      Jangga
4.      Apit ngajeng
5.      Apit wingking
6.     Dhadha
7.     Endhel wedalan ngajeng
8.      Endhel wedalan wingking
9.      Buntil
Jumlah angka sembilan melambangkan jumlah bilangan terbesar dan mempunyai arti yang sangat penting dalam pemikiran-pemikiran metafisika maupun kepercayaan orang Jawa. Selain itu jumlah sembilan dapat juga dipahami sebagai lambang mikroskopis (jagading manusia), yang dapat dilihat dalam peran yang yang dibawakan pada seiap penari yaitu :
      
Peran penari batak merupakan simbol akal pikiran dalam setiap jiwa manusia. 
        Peran endhel merupakan simbol dari perwujudan nafsu yang timbul dari hati,      
         Peran dhadha, merupakan perwujudan dhadha manusia , tempat mengendalikan diri.
         Peran jangga, merupakan perwujudan leher (gulu, jawa) manusia.
         Peran apit ngajeng merupakan perwujudan lengan kanan manusia
         Peran apit wingking, merupakan perwujudan lengan kiri manusia
         Peran endhel wedalan ngajeng merupakan perwujudan tungkai kanan manusia
         Peran endhel wedalan wingking merupakan perwujudan tungkai kiri manusia.
         Peran buntil merupakan perwujudan alat kelamin (organ seks).           
Dalam tari Bedhaya semang, batak merupakan peran utama. Sedangkan endhel  merupakan simbol kehendak di dalam setiap diri manusia. Peperangan terjadi antara peranan batak melawan endhel dalam posisi jengkang. Gerakan-gerakan tari Bedhaya semang bersifat kaku dan tidak boleh dilanggar, karena dalam setiap gerakan memiliki makna dan menyimbolkan maksud- maksud tertentu.      
        Gending yang dipergunakan untuk mengurangi tari bedhaya semang merupakan gending khusus dan perangkat gamelan khusus pula. Iringan yang dipakai dalam tariBedhaya semang merupakan perpaduan antara instrumen musik jawa dengan instrumen musik Barat meliputi  : alat tiup (trombone), dan instrumen musik gesek. Tercatat Serat Babad Nut Semang Bedhaya merupakan acuan dalam mengiringi tari Bedhaya semang. Lirik yang ada pada tari Bedhaya semang mengisahkan percintaan antara Panembahan Senopati dengan Kanjeng Ratu Kencono sari atau Ratu Kidul. Pada perkembangan selanjutnya tari Bedhoyo semangmenjadi induk dari beksan Budhaya di Kraton Yogyakarta.

Daftar Pustaka : 
http://yulsiaprahaniss.blogspot.co.id/2015/02/dinas-kebudayaan-provinsi-diy.html




CARA MELURUSKAN RAMBUT DENGAN ALAMI
Bagi anda yang memiliki jenis rambut ikal atau keriting pastinya akan terlintas bagaimana cara meluruskan rambut alami yang bisa dilakukan. Rambut yang lurus akan membuat sang pemiliknya terlihat lebih anggun juga cantik. Kebanyakan orang menggunakan cara-cara instan agar lebih cepat mendapatkan rambut lurus. Namun cara yang instan akan memberikan kesenangan sesaat saja. Nantinya rambut lurus anda akan cepat kembali ke asal atau bahkan akan semakin rusak. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya gunakanlah cara yang alami. Walaupun cara alami membutuhkan waktu yang lebih lama, namun hasilnya akan lebih maksimal. Rambut lurus anda bisa bertahan lebih lama.
  1. Menggunakan Daun Seledri
Daun seledri yang biasanya di gunakan sebagai tambahan di dalam sebuah masakan ternyata juga dapat membantu meluruskan rambut secara alami. Caranya cukup mudah, pertama anda siapkan bahan bahannya terlebih dahulu, yakni segenggam daun seledri. Cuci bersih daun seledri tersebut, lalu tumbuklah hingga halus. Tambahkan sedikit air kemudian peras menggunakan kain bersih. Ambillah air perasan tersebut dan letakkan pada sebuah botol. Diamkan air tersebut selama satu malam, kemudian tuangkan atau oleskan air seledri tersebut ke rambut anda hingga sampai ke kulit kepala. Berilah pijatan ringan agar air seledri tersebut dapat meresap ke dalam kulit kepala. Setelah itu bilaslah menggunakan air hingga benar-benar bersih.
  1. Menggunakan Santan Dan Jeruk Nipis

Cara Meluruskan Rambut Secara Alami dengan Jeruk Nipis

Campuran santan dan jeruk nipis juga dapat meluruskan rambut secara alami. Cara untuk membuat campuran ini juga cukup mudah yakni siapkan satu gelas santan kelapa dan perasan jeruk nipis sebanyak 2 sendok makan. Campurkan kedua bahan tadi sambil di aduk-aduk. Setelah benar-benar merata masukkan campuran tersebut ke dalam lemari es hingga campuran tersebut menjadi sebuah cream. Setelah menyerupai cream ambil campuran tersebut dan oleskan ke rambut anda hingga kulit kepala anda. Sisirlah rambut anda yang telah terolesi adonan tersebut menggunakan plan. Bungkus rambut anda dengan menggunakan shower cap dan biarkan hingga mengering. Bentuklah rambut anda sesuai selera anda. Setelah kering cuci rambut anda menggunakan air hingga benar-benar bersih. Agar rambut anda lurus dan rapi lakukan cara ini secara teratur yakni sekali dalam satu minggu.
  1. Menggunakan Susu

Cara Meluruskan Rambut Secara Alami dengan Susu

Susu juga dapat membuat rambut ikal menjadi lurus. Cara meluruskan rambut alami dengan susu yaitu campurkan susu dan air dengan perbandingan 1 : 2. Masukkan ke dua bahan tadi ke dalam botol semprot. Lalu semprotlah rambut anda menggunakan campuran susu dan air tadi. Diamkan selama kurang lebih satu jam agar campuran tersebut meresap secara maksimal ke dalam rambut anda. Setelah rambut anda mengering, sisir rambut anda dan bilaslah menggunakan shampoo. Agar hasil yang anda dapatkan maksimal lakukan cara tersebut secara teratur.
  1. Menggunakan Minyak Rambut
Selain hal-hal di atas, meluruskan rambut secara alami anda juga dapat dilakukan menggunakan minyak rambut. Pertama panasi minyak rambut anda, tunggulah hingga minyak rambut sedikit panas. Oleskan minyak tersebut ke seluruh bagian rambut anda. Massage atau pijat kulit kepala anda sekitar 5 menit. Kemudian sisir rambut anda secara perlahan dan tutuplah menggunakan handuk hangat. Hal ini akan sangat efektif untuk meluruskan rambut anda karena akan membuat folikel rambut menjadi lembab sehingga rambut ikal anda akan menjadi lurus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar