SELAMAT BERGABUNG DI BLOG SAYA

Minggu, 10 Januari 2016

KISAH HIDUPKU DI SMKI YOGYAKARTA TERCINTA

 Aku bernama Silih Wigaringtyas, akrab dipanggil Silih. Dulu aku tidak tahu apa itu SMKI dan dimana letak SMKI. Sampai pada akhirnya aku mencari SMKI lewat mbah google (internet), ternyata ada penduduk dari tempat asalku yang sekolah disini dan berkerja disini. Dan untuk informasi lebih lanjut tentang SMKI, kubertanya kepada mba Re Diat namanya, dia penduduk asli Banjarnegara (kampung halamanku) yang bersekolah disini. Aku menitipkan berkas kepada dia untuk mendaftarkanku di SMKI. Dan saat pendaftaran diri di SMKI, aku bertemu dengan Pak Rio, dia juga berasal dari Banjarnegara yang mengajar di SMKI. Jadi, aku bisa mendapat informasi lebih akurat darinya. Aku mendaftarkan diri bersama kedua orangtua, berangkat dari rumah jam 04.00 pagi dan sampai sini sudah jam 09.00, mendapat antrian yang sangat panjang karena sudah siang. Aku menunggu giliran daftar dengan berkenalan dengan temanteman yang samasama mendaftar dan entah nasib kita akan sama diterima atau tidak. Setelah mendaftarkan diri, aku mengikuti tes wawancara, tes fisik dan tes bakat. Yang paling bikin aku degdegan gak karuan, saat tes bakat. Aku pikir aku bernasib buruk karena melihat temanteman yang asli Yogya bisa menarikan taritarian khas Yogya. Tapi, tuhan berkata lain. Justru, aku bisa membawakan budayaku untuk aku kenalkan kepada mereka-mereka disini. Sang pengujipun ikut bangga dan memberi tepuk tangan karena mereka kagum dengan tarian yang aku bawakan. Aku pun ditanya, apakah aku memang seorang penari? karena lekuk tubuhku yang luwes, dan merekapun bangga dengan prestasiku selama di SMP karena selama SMP, aku sudah bisa berprestasi dengan keahlianku ini. Sudah lega rasanya bisa mendaftar di SMKI, beberapa minggu kemudian tiba saatnya pengumuman, dan alhamdulilah nasib beruntungku masih ada, aku LOLOS dan diterima di SMKI. Disini, aku bener-bener harus berjuang mati-matian karena aku berasal dari daerah lain. Harus bisa beradaptasi dengan baik, bisa menjaga perasaan teman, harus bisa berprestasi karena aku sekolah jauh-jauh harus mendapatkan hasil, dan aku juga tidak tinggal bersama keluargaku (nge. kost). Saat MOS bersama temanteman seangkatan, guru, dan OSIS disitulah aku beradaptasi. Aku harus bisa mengenal lingkungan terlebih dahulu, dengan dibimbing dengan kakak-kakak OSIS. Dan yang masih aku ingat sampai sekarang, ada salahsatu kakak OSIS yang memberitahuku untuk sangat berhatihati dengan lingkungan dan pergaluan di Jogja, bisa dikatakan di SMKI juga harus berhati-hati kalau dekat dengan seseorang, apalagi untuk dekat dengan Pacar (mencari pacar). Ya, aku disini mau belajar dulu, study yang hebat, masalah pacar belakangan aja. hehehe.....

 Perjuangkanku tidak sia-sia, aku mendapatkan hasil yang membanggakan dan tidak membuat kedua orangtuaku kecewa. Aku mempunyai pengalaman yang menarik saat kelas X, aku mulai bisa beradaptasi dan kenal dengan orangorang yang hebat di luar SMKI. Akupun mulai bergabung dengan organisasi-organisasi Kesenian, mereka yang membawaku menjadi hebat dan lebih dikenal di masyarakat. Lekuk tubuhku juga mulai indah saat aku bisa mengikuti apa yg diajarkan di SMKI maupun di luar. Akupun bisa terpilih untuk menjadi DUTA SENI PELAJAR se-DIY yang akan dikirim untuk mewakili DIY disebuah acara yang sangat bergengsi DUTA SENI PELAJAR se-DIY, JAWA, BALI, LAMPUNG. Saat kelas XI, aku tambah bisa dikenal di masyarakat karena akupun dipilih untuk ikut dikirim mewakili DIY di acara FESTIVAL KRAKATAU di LAMPUNG, dan PESONA BUDAYA NUSANTARA di Jakarta. Prestasiku tidak hanya di tari, tapi akupun bisa meraih peringkat kelas. Sungguh, orangtuaku bangga dengan hasilku ini. Kelas XII, ini perjuanganku untuk menentukan nasibku. Itu artinya, aku harus bisa belajar lebih sungguh untuk bisa mendapat LULUSAN TERBAIK dan membawa nama Banjarnegara dengan baik. Tapi, belajarku terhenti karena aku dikirim untuk mewakili DIY diacara PARADE TARI NUSANTARA di Jakarta karena mendapat juara 1 di DIY, dari Jakarta langsung aku terbang ke Palembang karena aku dipilih dari sekolah dan DIY untuk mewakili lomba FLSSN (festival lomba seni siswa Nasional) yang diselenggarakan di Palembang. Hasil yang sangat membanggakan untuk aku, SMKI dan DIY karena kita bisa menyabet PENYAJI TERBAIK 2 se Nasional. alhamdulilah, beasiswa selalu mengalir. Setelah aku ikut lomba FLSSN, aku langsung fokus untuk menggarap Tugas Akhir Klasik yang akan diselenggakan di Jakarta. Ilmu dan pengalamanku bertambah. Lancar dan sangat sukses acaraku Tugas Akhir. Karena lagi-lagi nama SMKI berada di pundakku. Orangtuaku sekarang sungguh bisa tersenyum dengan hasilku lagi, selain aku bisa membawa nama baik SMKI di Nasional, aku mendapat peringat kelas lagi. Yang diharapkan orangtuaku, aku harus tetap rendahhati, bersyukur, sholehah, dan selalu berprestasi. Sekarang, aku harus fokus dengan Tugas Akhir Garapanku dan fokus belajar untuk UN.

 Aku berharap setelah aku lulus dari SMKI, aku bisa lanjut ke S1 dan langsung ambil studyku S2, semoga bisa dapat beasiswa yang banyak lagi. Yang jelas, untuk menjadi seorang seniman itu tidak mudah, harus cepat beradaptasi, berkenal baik dengan orang-orang dan selalu berfikir kita belum ada apa-apanya dengan mereka supaya kita selalu berkerja keras. 

 Buat semua yang masih belajar di SMKI ataupun yang akan mendaftar di SMKI, berilah yang terbaik buat dirimu dan SMKI, SMKI sangat butuh kalian, nama SMKI berada dipundak kalian. Harapan terbaikku untuk temanteman seangkatan, tetaplah berteman baik, kita berjuang bersama, kita memulai perjuangan bareng maka harus tak ada perbedaan di angkatan kita. kepada bapak ibu guru SMKI, selalulah berlapang dada untuk menerima siswa-siswanya, selalulah bangga dengan hasil prestasi siswa. 

Selama aku belajar di SMKI, banyak ilmu dan pengalaman. Hanya saja, kenapa guru-guru memandang muridnya berbeda? antara yang punya nama dan tidak punya nama, artinya siswa yang terkenal dan tidak terkenal itu sangat dibedakan karena prestasinya dan keahliannya. Terimakasih SMKI, guru-guru, dan temanteman yang sudah menjadikanku lebih baik, sudah memberi nama untukku di Jogja, sudah menjadikanku saingan belajar, dan sudah membawaku ke kacah Nasional dan Internasional.